Prinsip Asesmen dalam Kurikulum Merdeka. Kurikulum dikembangkan sebagai kerangka kurikulum yang lebih fleksibel, sekaligus berfokus pada materi esensial dan pengembangan karakter dan kompetensi peserta didik. Adapun Karakteristik utama dari kurikulum ini yang mendukung pemulihan pembelajaran adalah: 1) Fokus pada materi esensial sehingga pembelajaran lebih mendalam, 2) Waktu lebih banyak untuk pengembangan kompetensi dan karakter melalui belajar kelompok seputar konteks nyata (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila), 3) Capaian pembelajaran per fase dan jam pelajaran yang fleksibel mendorong pembelajaran yang menyenangkan dan relevan dengan kebutuhan pelajar dan kondisi satuan pendidikan, 4) Memberikan fleksibilitas bagi pendidik dan dukungan perangkat ajar serta materi pelatihan untuk mengembangkan kurikulum satuan pendidikan dan melaksanakan pembelajaran berkualitas, 5) Mengedepankan gotong royong dengan seluruh pihak untuk mendukung implementasi Kurikulum Merdeka.
Kurikulum Merdeka mencakup
tiga tipe kegiatan pembelajaran sebagai berikut: 1) Pembelajaran intrakurikuler
yang dilakukan secara terdiferensiasi sehingga peserta didik memiliki cukup
waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Hal ini juga memberikan
keleluasaan bagi guru untuk memilih perangkat ajar yang sesuai dengan kebutuhan
dan karakteristik peserta didiknya; 2) Pembelajaran kokurikuler berupa projek
penguatan Profil Pelajar Pancasila, berprinsip pembelajaran interdisipliner
yang berorientasi pada pengembangan karakter dan kompetensi umum; 3) Pembelajaran
ekstrakurikuler dilaksanakan sesuai dengan minat murid dan sumber daya satuan
pendidik.
Satuan pendidikan menerjemahkan
Capaian Pembelajaran dengan menyusun kurikulum operasional dan rencana
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajar pelajar dan karakteristik
satuan pendidikan masing-masing. Muatan capaian pembelajaran dapat dikelola
pendidik sebagai mata pelajaran tersendiri, tematik, integrasi, atau sistem
blok. Adapun Alokasi jam pelajaran pada struktur kurikulum dituliskan secara
total dalam satu tahun dan dilengkapi dengan saran alokasi jam pelajaran jika
disampaikan secara reguler/mingguan.
Dalam pelaksanaan pembelajaran
dalam Kurikulum Merdeka merupakan siklus yang melalui tiga tahapan berikut: 1) Asesmen
diagnostik. Guru melakukan asesmen awal untuk mengenali potensi, karakteristik,
kebutuhan, tahap perkembangan, dan tahap pencapaian pembelajaran murid. Asesmen
umumnya dilaksanakan pada awal tahun pembelajaran, sehingga hasilnya dapat
digunakan untuk melakukan perencanaan lebih lanjut terkait metode pembelajaran
yang sebaiknya digunakan; 2) Perencanaan. Guru menyusun proses pembelajaran
sesuai dengan hasil asesmen diagnostik, serta melakukan pengelompokan murid
berdasarkan tingkat kemampuan; 3) Pembelajaran. Selama proses pembelajaran,
guru akan mengadakan asesmen formatif secara berkala, untuk mengetahui progres
pembelajaran murid dan melakukan penyesuaian metode pembelajaran, jika
diperlukan. Pada akhir proses pembelajaran, guru juga bisa melakukan asesmen
sumatif sebagai proses evaluasi ketercapaian tujuan pembelajaran.
Lalu bagaimana Prinsip Asesmen dalam Kurikulum Merdeka
? Adapun Prinsip Asesmen dalam Kurikulum Merdeka adalah sebagai berikut:
a.
Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, fasilitasi
pembelajaran, dan penyediaan informasi yang holistik, sebagai umpan balik untuk
pendidik, peserta didik, dan orang tua/wali agar dapat memandu mereka dalam
menentukan strategi pembelajaran selanjutnya;
Pendidik
menguatkan asesmen di awal pembelajaran yang digunakan untuk merancang
pembelajaran sesuai dengan kesiapan peserta didik. Pendidik merencanakan
pembelajaran dengan merujuk pada tujuan yang hendak dicapai dan memberikan
umpan balik agar peserta didik dapat menentukan langkah untuk perbaikan
kedepannya. Pendidik memberikan umpan balik berupa kalimat dukungan untuk
menstimulasi pola pikir bertumbuh. Pendidik melibatkan peserta didik dalam
melakukan asesmen, melalui penilaian diri, penilaian antar teman, refleksi
diri, dan pemberian umpan balik antar teman.
Selain
itu, Pendidik harus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berefleksi
tentang kemampuan mereka, serta bagaimana meningkatkan kemampuan tersebut berdasarkan
hasil asesmen. Pendidik merancang asesmen untuk mendorong peserta didik terus
meningkatkan kompetensinya melalui asesmen dengan tingkat kesulitan yang tepat
dan umpan balik yang membangun. Pada konteks PAUD, yang dipantau tidak hanya
berbagai aspek perkembangan yang ada di CP, namun juga tumbuh kembang anak
secara keseluruhan.
b.
Asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut, dengan
keleluasaan untuk menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen agar efektif
mencapai tujuan pembelajaran;
Pendidik
memikirkan tujuan pembelajaran pada saat merencanakan asesmen dan memberikan
kejelasan pada peserta didik mengenai tujuan asesmen di awal pembelajaran. Pendidik
menggunakan teknik asesmen yang beragam sesuai dengan fungsi dan tujuan
asesmen. Hasil dari asesmen formatif digunakan untuk umpan balik pembelajaran,
sementara hasil dari asesmen sumatif digunakan untuk pelaporan hasil belajar.
c.
Asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliable)
untuk menjelaskan kemajuan belajar, menentukan keputusan tentang langkah dan sebagai
dasar untuk menyusun program pembelajaran yang sesuai selanjutnya;
Pendidik
menyediakan waktu dan durasi yang cukup agar asesmen menjadi sebuah proses pembelajaran
dan bukan hanya untuk kepentingan menguji. Pendidik menentukan kriteria sukses
dan menyampaikannya pada peserta didik, sehingga mereka memahami ekspektasi
yang perlu dicapai. Pendidik berkolaborasi dalam merancang asesmen sehingga
dapat menggunakan kriteria yang serupa dan sesuai dengan tujuan asesmen. Pendidik
menggunakan hasil asesmen untuk menentukan tindak lanjut pembelajaran.
d.
Laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan
informatif, memberikan informasi yang bermanfaat tentang karakter dan kompetensi
yang dicapai, serta strategi tindak lanjut;
Pendidik
menyusun laporan kemajuan belajar secara ringkas, mengutamakan informasi yang
paling penting untuk dipahami oleh peserta didik dan orang tua. Pendidik
memberikan umpan balik secara berkala kepada peserta didik dan mendiskusikan
tindak lanjutnya bersamasama beserta orang tua.
Hasil
asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang
tua/wali sebagai bahan refleksi untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Pendidik
menyediakan waktu bagi guru untuk membaca, menganalisis, dan melakukan refleksi
hasil asesmen. Pendidik menggunakan hasil asesmen sebagai bahan diskusi untuk
menentukan hal-hal yang sudah berjalan baik dan area yang perlu diperbaiki.
Satuan pendidikan memiliki strategi agar hasil asesmen digunakan sebagai
refleksi oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua untuk
meningkatkan mutu pembelajaran. Pendidik memberikan umpan balik secara berkala
kepada peserta didik dan mendiskusikan tindak lanjutnya bersamasama orang tua.
Demikian uraian singkat
tentang Prinsip Asesmen dalam Kurikulum
Merdeka. Semoga ada manfaatnya.
Tidak ada komentar
Posting Komentar